Filosofi Trading dan Bisnis Saham: Analoginya Dengan Bisnis Riil

Dalam dunia trading (perdagangan) ataupun investasi saham salah satu faktor kuncinya adalah  Money Management (MM). Money Managemenet adalah cara kita mengelola/mengendalikan uang yang kita gunakan untuk berdagang saham atau investasi saham.

Money Managemenet lebih memegang peranan dibandingkan dengan teknik atau metode yang diterapkan, baik aspek fundamental atau aspek teknikal itu sendiri.


investasi, trading, bisnis, saham, keuangan


Mungkin dengan Money Management yang baik, walaupun metode yg digunakan tidak rumit, kemungkinan tingkat suksesnya akan lebih baik. Mengetahui besaran uang yang kita gunakan untuk trading atau investasi itu penting, untuk meminimal kan resiko ketika salah posisi. Karena dengan mengharapkan untung besar, justru kita sering melupakan resiko jika ternyata kita salah posisi.

Sering kita membeli dengan jumlah lot besar dengan harapan untung besar, atpi pernahkah kita bertanya dalam hati "Bagaimana jika ternyata sahamnya turun?".

Sebelum dijawab, kita perllu bertanya pada diri kita sendiri. "Ketika ambil posisi, sudahkah dibuat rencana tradingnya?

Apa itu trading saham?


Apabila trading saham itu disebut bisnis, apakah anda setuju?. Jika anda setuju, maka jawab kembali pertanyaan berikut.

Dalam sebuah bisnis, apakah kita perlu manajemen?. Jika trading saham itu adalah sebuah bisnis, maka jawabannya adalah iya. Lalu yang jadi pertanyaan, siapa bosnya?. Kita adalah bos dan saham sebagai pegawainya. Kita sering bertindak salah kaprah. Niatnya ingin trading for living tapi yang terjadi malah living for trading.

Jika trading saham itu bisnis, maka kita sebagai bos perlu pegawai untuk membatu usaha bisnis kita. Dalam bisnis riil, kita akan mencari pegawai yang sesuai dengan tujuan bisnis yg sesuai dengan kriteria.

Dalam bisnis saham, pegawainya sudah disediakan lebih dari 500 (lima ratus). Biasa kita sebut dengan emiten.

Kita hanya tinggal menseleksi. Kita tidak perlu repot lagi cari yang ingin melamar. Kita tinggal wawancara saja. Kita tinggal wawancara dengan lebih 500 calon pegawai.

Lalu kita akan cari yang sesuai dengan tujuan kita. Karna tujuan para trader tidak semuanya sama. Ada yang hanya ingin trading sekedar iseng atau istilah kerennya buat tambah-tambah uang rokok. Ada yang tujuannya ingin dapat pengganti gaji jika nanti sudah tidak bekerja lagi. Ada yang tujuannya ingin bebas finansial di hari tuanya.

investasi, trading, bisnis, saham, keuangan

Memilih "Pegawai" Yang Tepat


Jadi kita wawancara dengan saham (pegawai yang kita seleksi tadi) yang sesuai dengann tujuan kita.
Lalu, bagaimana cara wawancaranya?

Pertama, sesuaikan dengann kriteria tujuan kita dan kriteria kita sebagai bos. Yang perlu selalu di ingat, dalam dunia trading salam berlaku hukum investasi: high risk high return.

Kalau kita suka saham yang naik cepat turun cepat, tinggal cari saham lapis 3 dan lapis 2.  Atau kita suka dengan yang turun terbatas naik terbatas, tinggal cari saham blue chips). Atau kalau kita suka dengan yang sedang-sedang  saja, ada LQ 45.

Dari sana kita mulai seleksi calon pegawai kita. Kemudian lakukan penyesuaian. Berapa banyak yang akan dipekerjakan? Ini tergantung dari besar kecil bisnis kita.

Apabila warung nasi pinggir jalan mempekerjakan 10 (sepuluh) pegawai apakah pantas? Atau McDonald mempekerjakan 2 orang pegawai apakah juga pantas?.

Jadi pegawainya disesuaikan berapa banyaknya. Saya cuma butuh 4 (empat) misalnya, tapi yang masuk kriteria saya ada  20 (dua puluh). Jika dari 4 (empat) yang kita punya ada yang sakit, atau kurang bagus kinerjanya, maka kita tinggal beralih kepada yang tersisa yang kinerjanya bagus.

Sekilas terlihat mudah, namun kadang sulit dilakukan. Kita malas untuk melakukan seleksi. Kita selalu ingin jalan pintas. Padahal dalam bisnis riil manapun perlu proses untuk mendapatkan kesuksesan. Kadang kita harus jatuh bangun dan jatuh lagi, baru kemudian bisa sukses. Tidak ada yang instan, karena mie instan saja masih perlu direbus/diseduh air panas. J

Setelah proses seleksi, kita mulai mempekerjakan pegawai kita. Disini kita harus bijak. Pada masa awal-awal, masa tersebut adalah masa yang krusial. Apabila salah mengambil keputusan, bisa langsung bangkrut.

Disini kita harus bijak memilih dari 20 pegawai mana yang cocok dikerjakan pada bagiannya. Apabila dalam saha, kita harus tahu kapan saatnya masuk dan keluar, kapan saat beli dan jual, kemudian jumlah saham yang akan dibeli dan dijual. Semua ada ukurannya.

Berapa banyak pekerjaan yang saya berikan ke karyawan saya?. Jika langsung diberikan banyak pekerjaan kemungkinan akan mengecewakan hasilnya. Namanya masa training, beban/ukuran yang diberikan juga harus sesuai. Karena itu yang bisa mengukur kinerja pegawai. Apabila tidak cocok, langsung diberhentikan, karena tidak lulus training. Tidak perlu pesanngon, dan mungkin hanya satu bulan gaji.

Di sinilah kita perlu berimprovisasi dengan para pegawai kita. Sampai akhirnya kita cocok dengan pegawai kita. Yang cocok inilah yang nanti jadi pegawai tetap. Di saham-saham inilah kita akan trading. Tidak perlu pindah-pindah saham lagi. Sangat wajarlah apabila nanti ada yang cuti sakit atau melahirkan. Misal dalam 20 (dua puluh) saham, hanya tinggal 10 (sepuluh) yang cocok dengan karakter kita.

Sepuluh saham ini yang akan bergantian mengisi portofolio kita tergantung situasi. Jumlah portofolio ini kita sesuaikan dengan tingkat keterampilan dan kemampuan kita dalam mengelola seberapa banyak portofolio yang sanggup kita kelola.

Jadi, sekali lagi. Jangan bermain saham tapi berbisnislah di saham. Lakukan perdagangan saham layaknya anda berbisnis.



Oleh: Don Cuan
Seorang trader saham dan forex, investor saham, pemahat kata, pecandu rindu, penikmat kopi, dan pemburu senja. Dapat dihubungi melalui akun telegram: @sahamania.

Posting Komentar

0 Komentar