Menuju Kebebasan Finanasial dan Waktu Dengan Passive Income


Beberapa tahun lalu, penulis membaca sebuah buku  yang mengajarkan kepada kita langkah-langkah/tahapan dimana kita ingin mencapai posisi bahwa uang bekerja untuk kita, bukan kita bekerja untuk uang.

Buku tersebut berjudul “Passive Income Strategy: The Secret of Financial Freedom” karangan Ryan Filbert. Karena buku tersebut sangat aplikatif dan mudah dicerna oleh awam, penulis tertarik untuk me-review buku tersebut.

finansial, saham, investasi, artikel, inspirasi, edukasi, buku, deposito, uang, finance, obligasi, reksadana, forex, options



Empat Fase Menuju Pasif Income

Pada dasarnya, terdapat 4 fase (tahapan) dasar untuk mencapai passive income.

Passive Income secara sederhana artinya kita tidak perlu capek-capek bekerja mencari uang, tapi aset/uang/harta kita akan bekerja bekerja dengan sendiri menghasilkan sebuah value (pendapatan) sehingga kita bisa dapat penambahan aset/uang.

Keempat fase tersebut adalah:
1). Pendapatan Aktif (pendapatan utama saat ini)
2). Nilai Tambah
3). Proteksi dan Melipatgandakan
4). Kebebasan Waktu dan Uang (Time and Financial Freedom)

Sebelum masu ke dalam tahapan fase-fase tersebut, ada baiknya kita menghitung dahulu total pengeluaran untuk menghitung kebutuhan kita beberapa tahun ke depan.

Hitung semua pengeluaran kita secara periodik. Idelanya pengeluaran rutin per bulan. Misalnya  mulai dari biaya hidup harian, biaya listrik, biaya air pam, pengeluaran pulsa, pembayaran beban cicilan, tabungan dana cadangan dan lain-lain. Tulis secara lengkap dan detail dalam sebuah kertas.

Jangan masuk kepada 4 fase di atas sebelum anda benar-benar yakin dengan detail pengeluaran anda, supaya perkiraan penghitungannya tidak begitu jauh.

Selanjutnya, hitung kebutuhan pada saat kita pingin pensiun di usia berapa.

Contoh: Kita ingin pensiun pada usia 45 (empat puluh lima) tahun, usia sekarang adalah 30 (tiga puluh) tahun, dengan tingkat inflasi rata-rata 7% (tujuh persen) atau bisa disesuaikan dengan melihat di web Bank Indonesia.

Penulis akan mengambil contoh kasus dengan total pengeluaran per bulan adalah Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah).  Sedangkan pendapatan aktif (gaji dan dari usaha lain) sebesar Rp. 16.000.000 (enam belas juta rupiah).

Maka penghitungan  uang kebutuhan bulanan kita pada saat kenaikan usia setiap satu tahun sekali sebagai berikut:

finansial, saham, investasi, artikel, inspirasi, edukasi, buku, deposito, uang, finance, obligasi, reksadana, forex, options

Anda bisa bayangkan, saat usia anda 45 tahun, kebutuhan anda meningkat sangat signifikan. Apa yang akan terjadi apabila tidak kita siapkan dan rencanakan sejak saat usia 30 tahun. Belum lagi jika kita terkena musibah seperti kecelakaan, sakit, tertipu investasi bodong dan lain-lain.

Kesimpulan sederhananya, kita perlu meningkatan penghasilan di atas 10% per tahun. Atau kalau bisa 25% lebih tinggi dari perhitungan pengeluaran perbulan pada tiap-tiap penambahan usia.

Bagaimana cara-caranya?
Buku tulisan Ryan Filbert tersebut mengajarkan kepada kita untuk merencanakan dan mempersiapkannya.


Fase 1: Menyisihkan Secara Rutin Dari Pendapatan Aktif

Selalu tabungkan atau investasikan sisa dari pendapat aktif (utama) anda. Jika melihat dari contoh kasus di atas, maka terdapat sisa sekitar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) per bulan.

Proses apakah anda akan membelanjakan dahulu baru menabung/investasi, atau tabungkan/investasi dahulu baru membelanjakan kemudian, semua kembali ke masing-masing anda sendiri.

Pertanyaannya, “Apakah sisa tersebut ditabung di bank?”. Jawabannya adalah “JANGAN..!!!.”

Sisa harus dipersiapkan untuk masuk ke fase 2 (dua), yaitu dengan memberikan nilai tambah.

finansial, saham, investasi, artikel, inspirasi, edukasi, buku, deposito, uang, finance, obligasi, reksadana, forex, options


Fase 2: Memberikan Nilai Tambah Pada Asset Kita

Memberikan nilai tambah di sini adalah menginvestasikan (memutar) uang kembali untuk mendapat  return (imbal balik hasil investasi) minimal senilai kenaikan inflasi, apabila bisa lebih di atas kenaikan inflasi akan lebih bagus.

Melihat contoh di atas, dari sisa Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) tersebut, bagaimana caranya dapat untung minimal Rp. 840.000,- (delapan ratus empat puluh ribu rupiah) sebulan.

Lalu dengan cara apa untuk menambah penghasilan minimal Rp. 840.000,- sebulan?. Banyak cara yang bisa ditempuh.

Bagi anda yang suka berjualan, anda bisa membuka toko di tokopedia, bukalapak, shopee dan sejenisnya.
Bagi anda yang suka trading, bisa trading saham, forex, option dan sejenisnya.
Bagi anda yang suka bercocoktanam, bisa menyewa tanah untuk ditanami.
Bagi anda yang suka menulis, bisa dengan membuat blog untuk di monetisasi atau menjadi penulis freelance.
Bagi anda yang mempunyai keahlian khusus, bisa menjual jasanya melalui internet.
Dan masih banyak lagi yang bisa dicoba. Hanya butuh tindakan dan kreativitas dari kita. Silahkan disesuaikan saja dengan selera dan passion masing-masing.

Pada fase ini masih dalam kondisi "high risk" meskipun bisa "high return" juga. Karena masih ada kemungkinan anda rugi. Tetapi dengan menambah ilmu dan kehati-hatian, semoga kerugian bisa dihindari atau dikurangi.

Ingat kata Aristoteles, keberuntungan akan berpihak kepada orang-orang yang bertindak (berjuang dan berusaha).

Dan jangan lupa, selalu berbagi kebaikan dengan orang lain dan bersedekah dengan yatim dan dhuafa.

finansial, saham, investasi, artikel, inspirasi, edukasi, buku, deposito, uang, finance, obligasi, reksadana, forex, options


Fase 3: Pentingnya Proteksi dan Melipatgandakan Aset

Memasuki fase ini, sudah saatnya kita memproteksi uang/aset kita, dengan cara coumpounding (menambahkan secara sedikit demi sedikit (gradual)) dan menginvestasikan ke produk investasi yang lebih aman, meskipun "low return", namun "low risk" juga.

Produk investasi yang paling sesuai dengan kondisi ini diantaranya obligasi, deposito, atau reksadana pendapatan tetap (RDPT), atau apabila ingin memilih produk investasi berbasis syariah bisa dicoba mudharabah di bank syariah.

Sebisa mungkin hasil dari fase 2 alihkan ke fase 3 ini semua. Jadi, misal modal Rp.  4.000.000,- yang diputar tadi, semua keuntungan bersih dialihkan ke sini.

Mari kita lihat hasil penghitungan perumpamaan berikut.
Modal Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) kemudian mendapat untung sekitar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah). Setelah dipotong biaya operasional, sedekah, zakat dan lain-lain, didapat keuntungan bersih Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah) per bulan.

Keuntungan Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah) dibelikan obligasi atau RDPT. Bisa juga dimasukkan dalam deposito. Terus lakukan hal tersebut secara berulang dengan sistem coumpouding (penambahan secara sedikit demi sedikit dan berkala).

Yang perlu anda disiplinkan di sini adalah hasil dari fase jangan diambil, namun tetap ditambahkan untuk dilipatgandakan sesuai produk yang kita pilih.

finansial, saham, investasi, artikel, inspirasi, edukasi, buku, deposito, uang, finance, obligasi, reksadana, forex, options

Fase 4: Saatnya Bebas Finansial dan Mempunyai Waktu Luang

Setelah fase 1, 2, dan 3 kita lakukan terus sampai target usia pensiun, sesuai conntoh kasus di atas pada usia 45 tahun, yang menjadi pertanyaan kemudian adalah kapan bebas finansialnya dan bagaimana dengan bebas waktu luangnya?

Untuk menuju bebas finansial,  sebagian hasil dari fase 3 diwujudkan dalam bentuk usaha riil yang kita tidak perlu terlibat di dalamnya (autopilot).

Contoh bisnis riil autopilot yang bisa dicoba seperti berikut:
1) bangun kos-kosan 100 (seratus) kamar, pendapatan bulanan tanpa harus mengurusi setiap hari.
2) beli tanah dan ditanami pohon jati, sebagai tabungan jangka panjang.
3) beli waralaba ritel yang autopilot seperti indomaret, alfamart dan sejenisnya
Dan masih banyak lagi usaha yang dicoba, namun apabila bisa, silahkan disesuaikan dengan kemampuan dan passion masing-masing.

Di sinilah bebas finansial dan bebas waktu yang sebenarnya, di saat aset bekerja untuk anda dan menghasilkan uang, anda masih tetap bisa wisata ke luar negeri, bisa umroh, bisa mencoba berkuliner, bisa beribadah tepat waktu, bisa keliling indonesia dan sebagainya. J

finansial, saham, investasi, artikel, inspirasi, edukasi, buku, deposito, uang, finance, obligasi, reksadana, forex, options

Sebuah Konklusi Dari Strategi Passive Income

Perlu kami tekankan sekali lagi. Fase-fase di atas adalah teori di atas kertas yang apabila diterapkan mungkin tidak seindah kenyataan. Namun tidak ada salahnya diterapkan.

Berhasil dan tidaknya semua kembali ke karakter pribadi masing-masing, khususnya masalah kesabaran dan kedisiplinan. Karena setiap orang bisa berbeda-beda.

Yang perlu jadi perhatian, jangan pernah berhenti bergerak, jangan pernah lelah belajar, dan jangan pernah bosan berbagi kebaikan.

Bagi anda yang ingin mendapatkan penjelasan lebih detail lagi, silahkan berburu buku tersebut. Buku ini sangat layak dibaca bagi orang awam.



Oleh: Don Cuan
Seorang trader saham dan forex, investor saham, pemahat kata, pecandu rindu, penikmat kopi, dan pemburu senja. Dapat dihubungi melalui akun telegram: @sahamania.

Posting Komentar

0 Komentar